Minggu, 12 Mei 2013

Dandelion

Ini bunga Dandelion, tanaman kecil, mungkin rapuh tapi punya kekuatan menyampaikan harapan langsung kepada pencipta Rasa.
Aku mengagumi bunga ini, banyak hal tentang Dandelion yang ingin kutulis. Banyak sekali, namun tercekat didasar hatiku yang belum ingin berbagi Rasa tentang kemampuan Dandelion membawa ragu. Mungkin aku masih terlalu pelit untuk membagi ketenangan yang kudapat dari makna dan keberadaan bunga ini. Atau barangkali, aku hanya takut untuk mengakui bahwa aku tak lagi memiliki ketenangan sebagaimana biasanya, seperti aku yang dulu….
Dandelion. Dandelion. Dandelion
Kuharap, apa yang belum mampu kutulis bisa kalian rasakan lewat ini…

Rasakan saja apa yang terlihat dari Dandelion ini.
Rasakanlah…..
Anggap bulir-bulir Dandelion yang terbang itu sebagai kecemasanmu akan sesuatu yang kautakutkan. Lepaskan beban itu seperti Dandelion melepaskan bagian dirinya kealam bebas. Agar bebas mengibas semesta.



Rasakan!! Rasakan ketenangan yang tak kunjung kau dapat dengan melihat Dandelion ini. Dia tanaman kecil, tapi dia lebih mampu bercahaya. Kenapa kita tidak?? Ayo rasakan ketenanganmu J





Selalu ada cahaya. Pada setiap hati yang gelap gulita.
Barangkali Dandelion bercahaya ini mengartikan itu,, agar kita tak takut gelap. Agar gelap tak lagi menjadi momok yang mengamputasi ketenangan kita.
Rasakan cahayanya, itu berakar dihati yang terdalam J


Mampukah kau meniru Dandelion yang ini??
Bertengger menantang gelap dengan cahaya dalam dirinya??
Rasakan kekuatan bertahannya….




Dandelion yang ini entah melawan entah berteman dengan senja.
Dia terlihat tegar, walau dia tahu dirinya akan habis terhempas angin. Dia tetap tegar. Kenapa?? Karena Dandelion menerima, dia mampu menerima keadaannya. Dan itu cukup sebagai alasan kenapa aku mengagumi bunga kecil ini..
Karena Dandelion hidup dan berbicara menerima lewat melepaskan.
Barangkali tanaman kecil ini diciptakan untuk mengajarkan kita bagaimana caranya menjadikan hidup bermakna, dengan menerima apa yang ada pada dirinya dengan rasa syukur. Dan tentang bagaimana melepaskan. Ya Dandelion mengajari kita untuk itu…
Dan kabar baiknya, Dandelion dipercaya untuk menampung harapan dan menyampaikannya lewat bulir-bulir atau serbuk dirinya yang terbawa angin…
Dia dipercaya sebagai sarana penyampaian harapan dan pelepasan emosi.


Lepaskan bebanmu, dan sampaikan harapanmu untuk dilepaskan Dandelion J

Dandelion,,,
Semestinya hanya sebuah kamuflase dari bentuk keyakinan kita kepada Sang Pencipta
Karena penyampai harapan terbaik tetaplah lewat cara berdialog langsung dengan-Nya..
Yaitu dengan……..
Berdoa…..
(Sumber Foto,        dari google searching)








Aku ingin lupa


Aku ingin lupa
Sebentar saja
Tak sampai sejam pun tak apa
Aku ingin lupa
Untuk sebagian ingatan saja
Sebab aku bosan selalu mengingat
Bukan tak bersyukur, hanya bosan, itupun sekilas.
Aku ingin lupa
Lupa untuk mencintai
Agar tak harus merasa detak yang tak seharusnya terasakan
Aku ingin lupa
Sebab aku selalu mengingat
Mengingat hal yang harusnya tertinggal disana, dimasa lalu.
Agar tak mengikatku seperti ini
Aku ingin lupa
Untuk bisa melangkah tanpa beban yang menjerat rasaku
Sebab ingatan melingkar dan memeluk erat hatiku, menjadikannya rindu yang terpekat pilu
Menetapkannya menjadi rasa yang menuntunku
Menuntunku untuk peka hanya pada kenangan

Kenapa aku ingin lupa??
Karena seringkali aku tak bisa melupakan, menjadikanku selalu berpeluk erat dengan kenanngan.
Sementara, hatiku tidak tercipta hanya untuk masa lalu, ada masa depan yang menantiku dengan hati yang telah bersih dari masalalu…
Maka dari itu aku ingin lupa.
Bolehkah aku lupa??
Tapi,, sayang sekali aku sudah lupa bagaimana caranya melupakan.
Masih bisa kah aku belajar Lupa??

Sabtu, 11 Mei 2013

Tulisan iseng..


Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area,
Rabu, 08-Mei-2013……


Izinkan aku untuk mencintainya,,,
Namun bila waktuku telah habis dengannya
Biarkan cinta ini, hidup untuk sekali ini saja
(Sekali ini saja- Glenn Fredly)   
      
Rasaku menyalur lewat matamu
Menatapmu, aku lumpuh
Kau memenjarakan hatiku dengan tatapmu
Membuatku meratap syahduh akan namamu
Hei kau pencuri hatiku,,
Jika tak bias kau kembalikan lagi itu padaku
Jagalah, jaga hatiku dengan hatimu
Jangan kau layukan setelah kau rampas
Tak apa aku tak punya hati lagi
Asal kau bahagia dengan hatiku yang ada padamu
Disini, tanpa hati
Aku masih punya rasa
Karena,,,,,
Lelah hati ini
Menggapai hatimu yang tak jua menyatu