Selasa, 16 April 2013

Happy Birthday My SuperMom


Menuju 22 tahun, tapi belum bisa menghasilkan satu hal berharga sebagai seorang anak…

Berhubung masih bisa berdoa ala kadarnya, dari sekian banyak doa…
Semoga Allah berbaik hati memperkenankan segala yang kuharap untuk kebahagiaanmu

Selamat Ulang Tahun Mama,,,
Semoga diberi kesehatan dan kebahagiaan serta umur yang berkah…
Semoga doaku yang sederhana ini dapat menciptakan perisai dari sakit hati dan rasa lelah yang kau jalani karena kami…
Semoga Allah mengizinkan kita semua untuk membangun kebahagiaan sampai jangka waktu yang lama,,, sangat lama dalam kebersamaan…

Terima kasih untuk setiap kekuatan yang kau miliki untuk mendidik kami, terutama untuk kesabaranmu yang luar biasa sebagai seorang ibu….
Semoga sehat dan panjang umur, Mama J
Amin YRA

Sabtu, 13 April 2013

La Tahzan!!!!


Teruntuk orang-orang hebat yang diuji Allah…
Berpeganglah pada keyakinanmu akan kebesaran-Nya
Percayalah akan kebaikan-Nya yang tak terhingga
Bahwa selalu ada hikmah dibalik semua cobaan…
Mari kita sama-sama belajar untuk percaya bahwa Allah menyisipkan kasih sayangnya untukmu dan untuk orang yang membutuhkan-Nya.
Dear Wiwit Wulan Sari,,
Semoga tulisan kecil ini mewakili harapanku untuk menguatkanmu...
Jangan Tanya bagaimana jika aku yang ada diposisimu sekarang ini, karena kutahu pasti berat sekali untuk menguatkan diri jika ada diposisimu.
Aku hanya bisa berdoa agar segala sesuatunya berjalan baik, lancar dan berbuah hasil yang membahagiakan. Supaya bisa kau nikmati ketentraman dan keceriaan lagi…
Tulisan ini bukan surat…
Namun aku berharap tulisan ini bisa memelukmu dengan erat agar mampu melewati semua ini.. Bisa mendampingi Ibu sampai sembuh dan sehat lagi,, menguatkan beliau untuk berjuang melawan sakitnya. Berdoa agar Allah memberikan ibu kesembuhan agar bisa tersenyum lagi bersamamu.
Doaku untuk kesembuhan Ibu wit, semoga Allah mendengarkan dan mengabulkan..
Amin  Ya Rab :)
Smile because you beautiful with it
Pray because Allah will surely hear You
Everything will be alright (Amin)

La Tahzan mamiii :*




Minggu, 07 April 2013

Barangkali ini memang R.A.S.A


Tulisan ini bukan simbol kelemahan. Tulisan ini hanya bermakna tentang melepaskan. Tulisan ini bercerita tentang arti menerima. Tulisan ini bukan tentang kesedihan. Tulisan ini hanya menggores apa yang banyak orang sebut tentang RASA.
Tulisan ini tidak datang dari logika, namun setiap kata mengalir deras dari hati yang sebagian orang pikir tak punya ingatan.
Ada ruang bernama kenangan yang menyimpanmu dihatiku, ruang itu berbekas aroma pelukanmu, ruang itu memutar suaramu, dan ruang itu berlatar senyummu.

Sebenarnya aku bisa saja mencoba mengubur ruang itu, menjadikannya seolah tiada dihatiku. Menghapusmu dari setiap pojok hati, namun untuk apa aku melakukan itu?!
Untuk melupakanmu?! Itu jelas tak mungkin.
Bukannya aku tak ma(mp)u untuk melupakanmu, aku mencoba bahkan berusaha. Namun kau terlanjur berakar disetiap ingatanku.menari-nari dialam pikirku. Jika tetap kupaksa untuk menghapusmu, hati dan pikiranku akan kehilangan arah dan ritme karena tak tahu siapa lagi yang harus dirasakan lagi.
Rasaku tentangmu itu nyata
Itu terbukti dari setiap sangkalanku terhadap namamu yang sering mereka sebutkan. Kubilang “aku siap move on darimu” tapi ternyata kenanganmu membuktikan kau betah hidup dirasaku.
Tak perlu menjadi aku untuk bisa mengerti tentang apa yang kurasa. Cukup belajar saja tentang arti sebuah rasa. Sebab………
Yang ngerti rasa pasti tahu bagaimana menerima makna lewat kepekaan, seperti aku yang menerimamu apa-adanya, dulu kehadiranmu, sekarang kenanganmu.
Dan yang ngerti rasa pasti tahu bahwa melupakan bukan hanya tentang menghapus dan berpura-pura tak peduli. Karena rasa tak bisa direkayasa.
Dan yang ngerti rasa pasti juga tahu bahwa hidup adalah tentang menerima apa yang datang dan pergi. Sebab rasa itu sendiri selalu berbicara lewat menerima.

Tulisan ini tentang sebuah rasa. Rasa yang menyelimuti hati dan menghidupkan setiap detaknya agar mampu menerima, memahami dan meresapi makna.
Dan Rasa itu berbicara isi hati, yang tak pernah kosong walau terkesan tak berpenghuni.
Rasa itu mewakili hal yang tak bisa diungkap logika.
Jika kau tak mengerti tentang Rasa, belajarlah memaknai Rasa. Biar nanti kau tahu RASA!!

Sabtu, 06 April 2013

Kalian itu..........


Kalian itu apa??
Alarm, burung beo, obat sakit kepala atau anti depresan??!

Untung kalimat bahwa “Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan” itu benar adanya. Kalau nggak, pasti hidupku akan lebih kacau dibanding kapal pecahnya Jack Sparrow haha. Sebab kalian itu bukan keinginanku.
Sebagai penghayal terbaik, aku selalu berharap agar tuhan memberiku Sahabat-sahabat yang sesuai dengan kriteriaku….
Yang pintar, nggak lemot, no one passive person (Oh god), no one egois person, tenang, kalem, nggak rusuh, nggak bising, nggak keras kepala, nggak sensitif (soalnya aku udah cukup sensitif buat diri sendiri), yang kalau ngomong gak harus teriak, nggak panikan, yang nggak perlu natap dengan kontak mata intimidasi kalau akunya lagi bohong, yang kalau ngomong nggak nyablak, no one google searching, yang kalau aku dengerin satu lagu nggak perlu dimaknai macem-macem, yang kalau lagi mentionan tuh nyambung dan nggak banyak tanya (Hellow??! Situ ok?!), yang kalau chatting FB tuh nggak songong, yang kalau aku serius nggak dibecandain atau kalau aku yang becanda nggak diseriusin. Yang terpenting sih nggak 4L4Y :p
Gak kebayang kan kalau khayalan aneh ini dikabulin Allah?! Ya ampun! Pasti bakal aneh hidup ini.
Makanya, Allah sengaja kirimin yang seperti kalian dihidupku yang setengah kacau ini. Dia coba kasih kesempatan ke aku untuk merekam jejak kalian dihatiku, untuk alasan yang menurutku sederhana dan cukup masuk akal.
Barangkali, kalian dikirim sebagai pencipta tenang untukku…
Kalian dikirim sebagai aroma menang-kalah dalam ruang perdebatan kecil…
Kalian dikirim sebagai saksi hidup dari kebijaksanaan sampai kebodohanku…
Kalian dikirim sebagai hiburan menyenangkan disaat aku berhadapan dengan tantangan…
Kalian alasan aku menulis tulisan kecil ini…
Kalian inspirasi untuk setiap langkah…
Kalian wadah, wadah untuk berbagi…
Kalian bagian rasa yang melekat dihatiku. Tahukah kalian tentang ini??
Selebihnya aku hanya yakin bahwa kalian dikirim untuk mebuatku sadar bahwa bersyukur, menerima dan saling menghargai adalah hal yang menjadikan kalian kebutuhan bagiku…
Satu hal lagi,,,
Kemanapun langkah membawa masing-masing dari kita pergi suatu hari nanti…
Percayalah, saat menulis ini ada wajah kalian semua yang menyeruak dari hatiku…
Percayalah, bahwa aku terlanjur menyertakan nama kalian disetiap doa-doa sederhanaku…
Kalian ada diantara adukan kopi yang kubuat dengan sepenuh hati…

Terima kasih untuk mengizinkanku mensyukuri kehadiran kalian dan menetapkan kalian semua sebagai penghuni hatiku yang sederhana…
Dan MAAF. Untuk bagian diriku yang sedikit mengesalkan
(Syukuri teman yang ada kan yah?!)

Sekelebat kisah kecil


Baiknya jangan mempertanyakan sesuatu yang jelas jawabannya. Sekedar Make Sure bukanlah hal baik untuk perbincangan hati. ada hal yang tanpa ditanya akan terjawab sendiri, ada hal yang mampu dijawab namun hanya bisa sekali karena terlalu sakit untuk diulang. ada banyak hal yang kita tahu namun tak perlu diberitahu. seperti kisah kecil ini, yang kutulis saat hujan, sebagai jawaban dari tanya yang mungkin terjawab dari isyarat. karena rasa tak berbicara hanya lewat kata “iya” atau sekedar “kontak mata yang bertahan lama tanpa kedip”
Ada kisah seekor burung yang selalu ingin bebas. Ia selalu terbang dengan kepakan sayap yang mengisyaratkan bahwa sayapnya adalah sayap terkuat yang tak mungkin bisa patah. Burung itu berwarna putih, membuatnya selalu berpikir bahwa hidupnya akan seputih warna tubuhnya. Tatapan matanya memiliki dua kekuatan, ketajaman sebagai pertahan diri, dan kesenduan sebagai kejujuran yang dimilikinya.
Katakankan saja bahwa ia adalah burung yang perasa, sensitif dan mudah jatuh cinta. Suatu ketika ia merasakan detak yang menyentuh seluruh indra tubuhnya untuk berhenti merasakan banyak hal. Detak itu menuntutnya untuk merasakan satu hal saja. Maka ia mengikuti detak itu dan meruntuhkan seluruh pertahanan yang dibangunnya selama ini. Ia terhanyut akan segala hal yang dibuat detak itu. Detak itu bernama cinta. Ya burung putih itu jatuh cinta dan melupakan tentang kepercayaannya akan cinta yang benar. Maka diapun terus mencintai tanpa interupsi, dia mencintai dengan jiwanya, dia mencintai dengan sepenuh hatinya yang seperti kapas.
Burung putih itu dipertemukan dengan burung yang ia pikir sewarna dengannya, maka ia pun berani memupuk rasa. Kedua burung ia berbicara isyarat layaknya langit yang menghempas kata lewat angin. Dengan waktu yang menjembatani. Satu kesalahan lagi dari burung putih, ia masih berpikir bahwa mereka memiliki warna yang sama. Padahal ia telah buta oleh rasanya.
Maka suatu hari burung putih itupun terbang dengan sayapnya yang lantang, mencoba mencari sesuatu yang bisa menghiburnya saat sore berubah senja. Ia terbang, terbang sangat tinggi. Namun bukan penghiburan yang ditemukannya, melainkan burung yang ia pikir sewarna dengannya sedang menikmati senja seolah dunia dalam genggamannya. Setidaknya burung lain yang ada digenggamannnya saat itu.
Burung putih menatap kedua burung yang sedang bercumbu mesra itu dengan tatapan tajamnya. Ia terus menatap tanpa mengedipkan matanya sedetikpun. Membuatnya lupa bahwa ia sedang terbang tinggi saat itu dan saat ia ingat bahwa ia berada diketinggian, ia terlanjur kehilangan keseimbangan yang membuatnya terjatuh dengan keadaan sayap yang membentur. Sayapnya patah. Sayapnya menggores luka yang berbekas. Sayapnya melukis sakit yang tak mungkin bisa terlupakan. Sayapnya patah, patah sepatah-patahnya.
Sejak hari itu, burung putih tak lagi bisa terbang dan melantangkan sayap kokohnya seperti dulu. Ia kehilangan tatapan tajam yang dulu ia jadikan pertahanan untuk dirinya.
Sekarang ia hanyalah seekor burung dengan sayap yang patah sepatah-patahnya.
Yang hanya bisa melangkah namun tak mampu menghapus luka.
ada lembaran yang menuliskan satu kalimat seperti ini “ jika kau kira dengan sebelah sayap aku akan terkoyak. maka, camkanlah dengan sebelah sayap itu akan kujelajahi gunung, ombak-ombak, samudera dan gemintang diangkasa” tulisan yang sangat bagus. namun sayang, burung putih itu terlanjur mematahkan sayapnya yang satu lagi.