Rabu, 11 Juli 2012

A message from the rain and wind


Suara hujan menggelitikku saat ini. Gemerisiknya saling berkejaran seolah ingin didengarkan, entah apa yang ingin disampaikan hujan kepadaku. Yang kumengerti hanya “dia” datang dengan angin yang menjadikannya dingin dan tajam.
Aku sendiri lebih memilih merentang ingatan dan rasa agar lebur dan tak pergi ketempat yang salah. Belakangan mereka sudah tak sejalan lagi, dan yang paling mengusik adalah saat terkadang hatiku merasakan sesuatu maka pikiranku pun tak mau repot membahasnya. Atau saat ketika pikiranku yang merentang banyak hal malah hatiku yang enggan membuka pintu. Sungguh, aku rindu saat pikiran dan hati ini berada dalam satu jalur lagi.
Rasanya aku hanya ingin merasakan sensasi hujan dan angin yang menusuk ini. Mungkin kepala dan sekujur tubuhku memang membutuhkan sensasinya. Ada belenggu yang harus dihancurkan dalam diri ini, karena aku hanya merasa bahwa “aku tak hidup” secara utuh beberapa waktu terakhir ini. Aku tak menulis apapun lagi, tak mencoba resep baru lagi bahkan aku juga tak sempat menyapa pagi lewat doa dan hormatku.
Kata maaf pantas kuberikan untuk diriku sendiri. Aku terlalu dingin terhadap perasaan dan alam bawah sadarku. Terlalu sombong hingga mematikan passion dijiwaku.
Akhrinya aku tau apa yang coba disampaikan hujan yang bertemankan angin ini. Disinilah aku, seseorang yang mendapat pesan dari hujan dan angin

Catatan kamar,
Maret ketika dibahasi Hujan J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar