Menjamu
galau pada keheningan sore
Jangankan
kenangan, bahkan dejavu pun ikut serta memojokkanku!
Gelas
kosong yang coba kusajikan menggeretak geram, ia tak terima diisi kekosongan….
Atau, barangkali ia tak tahu bagaimana caranya menikmati kosong.
Pada
gelas yang kosong itu kuhirup aroma yang menggetarkan kalbu.
Terasa
Pekat! Namun tak sama seperti kopiku
Pekatnya
lebih pahit dan menyengat indraku,,
Astaga!!
Aku lupa bahwa gelas itu berisikan kamu
Lantas,
kurebahkan tatapku pada awan yang menggelora. Merah. Menantang. Sedetik
kurehatkan mata untuk terpejam.
Panas.
Mengalir….
Ternyata
itu senja, yang dengan lantang meneriakkan namamu kebatinku. Pantas saja, aku
merintik hujan
Dan
kutatap senja itu sekali lagi….. Namun kali ini lewat tatapan kabur karena hujan
diwajahku.
Entah
harus senang atau bersedih?!
Senja
seperti mengalah dan berlalu pergi tanpa jejak lantangnya.
Saat
itu juga, aku merasa seperti dikasihani olehnya, oleh senja dikala galau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar