Selasa, 18 Juni 2013

Bercengkrama dengan rasa sakit

Bercengkrama dengan rasa sakit…
Tak kusangka kini kami bersahabat
Mengalahkan intensitasku berbicara pada Hujan yang kini entah milik siapa.
Pada detik yang telah berlalu, kutanya pada rasa sakit itu:
“Kenapa dari sekian banyak orang, kau memilih untuk datang padaku?”
Namun saat dia menjawab aku terlalu sibuk menikmati Kopi, hingga aku tak
menangkap jawaban darinya.
Dia pun pergi. Sejenak saja sebelum kembali lagi.
Saat kembali, aku masih bertanya hal yang sama padanya.
Saat dia menjawab lagi, Hujan menenggelamkan suaranya dan kembali aku tak
dapat mendengar jawabannya.
Pada malam yang sendu dan tak berbintang, kali ini aku yang sudah kelewat
penasaran memanggil rasa sakit itu.
Aku duduk diteras rumah, tak ada kopi ataupun hujan.
Hanya kami berdua sebagai kesatuan.
Maka kuhirup oksigen dalam dalam, dan kutanya lagi
“Kenapa aku?”
Satu detik. Dua detik. Tiga detik
“Karena kau mampu menikmati apa yang kuberi tanpa bertanya kapan ini akan
berakhir”
lalu kututup mataku, dan kurasakan.
Ternyata rasa sakit itu hidup dihatiku, dan menetap.
Hanya, kini ia lebih baik dan tak memaksaku berteriak lirih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar