Kamis, 15 Agustus 2013

Meja Acak

Jejak-jejak silam
Merangkak pelan-pelan menuju malam
Kau tersungkur kenangan meragu
Tapaki rasa yang berbalut kenangan
Ini entah gelas ke berapa
Ini entah malam ke berapa
Entah menunggu untuk apa
Terpaku menyisa luka
Terbujur mendekap kaku
Ini bentuk pilu yang lirih
Merasuk ke setiap inci sukma
Meleburkan satu demi satu luka itu
Dan membingkai jejak
Pada mu, mengadu hanya menambah kelabu
Malam ku lalu membatu
Kubangan mana yang kau lalui
Jalanan mana yang kau tempuh
Cipratan pilu yang kau bungkam
Jika kemanapun kau melangkah
Kau terbungkam suara angin
Terpental jalinan buntu
Kau meronta…
Sayang, tak ada yang mau dengar…
Maka jejak yang ku bingkai
Pilu yang terangkai
Hanya jadi sejarah yang sisakan bau bangkai
Yang sudah terlambat utuk di sesali
Tapi apa pun sesal mu tak apa
Apa pun cemooh mu tak masalah
Karena raga mu ada
Karena bayang mu betah
Sebab itu, jejaki masa silam mu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar